Ibu Bunuh Anak Jadi Perdebatan Soal Mental vs Ekonomi
Video penangkapan Kanti Utami (35) setelah berupaya membunuh tiga orang anaknya viral di media sosial. Hal itu lantas memantik tanggapan dari para warga net.
“Klo ekonomi jadi masalah, jangan bikin anak dulu..pakai KB… Anak itu lahir karena keinginan ortunya..si anak GA BISA MILIH lahir dari siapa..klo udah terlanjur punya anak, titipkan panti asuhan… Udah 100% salah klo ngebunuh krna ekonomi..masih bnyk pilihan lain selain ngebunuh anak sendiri..,” tulis akun instagram @huda.alfauzi.
“makanya perlu persiapan mbak..tau batasan diri, mampu atau ga..ga usah maksain klo ga mampu..dari pada ada korban,” lanjutnya.
“Tolong mikir klo ga kuat ekonomi punya anak jangan banyak-banyak, begini lah akhirnya depresi,” ujar akun @ginawmxx.
Tak hanya pendapat dan kritik mengenai kesiapan ekonomi saja, banyak pengguna media sosial yang kemudian menyuarakan permasalahan mental sang ibu dalam kejadian tersebut.
“Sedih banget lihat ibunya, saya jg seorang ibu dg 3 orang anak, mendidik dan membesarkan anak itu ga mudah, ditambah lagi mgk org2 terdekat tdk peduli.. ibunya pasti punya kesedihan yg ga kt tau smpe bs ngelakuin hal itu, ga mudah menjadi seorg ibu, ga smua ibu mental nya sama. Ibunya hrs ditangani psikolog ini, kasihan jg anaknya yg selamat pasti trauma,” ungkap akun @tiadewi21.
“Nyari Komen yg bilang kurang Iman kurang ibadah kurang agama, jgn deh ntr ngerasain posisi mental illness KY si ibu, percayalah manusiawi sekali semenjak punya anak mental ibu itu rentan goyang, parahnya lagi faktor utama kebanyakan dari suaminya,” tutur akun @aishafoodcorner.
“Nggak mau salahin 100% ibuknya. Buat para suami,please jangan sepelekan mental istri kalian ya. Udah lah nggak bantu urus anak,ngasih nafkah seumprit tapi nuntut istri kek Nagita slavina, yg kayak gt loh pak sepele buatmu depresi bagi istrimu. Dan buat para ibu semua keep strong, apapun kondisinya kita harus kuat demi anak,tetap jaga kewarasan agar anak gk jadi korban,” tulis akun @litaimbransyah.
Kasus tersebut ternyata ikut disoroti oleh Psikiter dr Jiemi Ardian. Dilihat di akun media sosialnya, Jiemi mengisyaratkan ada keadaan yang lebih dalam dari sekedar peristiwa dalam pemberitaan.
“Lihat berita seorang ibu membunuh anaknya. Saya berpikir bahwa yang saya ketahui hanya beritanya, bukan ceritanya, apalagi deritanya,” katanya.
“Kasihan ibu dan anak-anaknya. Saya sepakat membunuh anak itu salah, tapi kita tidak tinggal di dunia ideal, ada ketidakadilan, ada kemiskinan, ada akses layanan kesehatan jiwa dan pengetahuan yang terbatas, ini semua menciptakan masalah. Tindakannya secara personal memang salah, tapi hal ini juga akibat masalah sistemik yang lebih besar yang menimpa ibu tadi,” lanjut Jiemi.
Dalam video yang diunggahnya, dr Jiemi juga mengimbau agar masyarakat tidak buru-buru menghakimi masalah orang lain.
“Makanya kita nggak baik menghakimi, karena kita nggak tau keribetan orang lain,” pungkasnya.
Comments
Post a Comment